” . . . Sungguh jarang terdapat dalam sejarah dunia bahwa suatu Negara dapat membentuk angkatan perang sambil berperang, sambil bertempur,sambil bertahan diri, tetapi hal ini telah kita buktikan bersama, ini semua adalah berkat keuletan, berkat ketabahan hati, dan berkat ketangkasan seluruh anggota angkatan perang kita. Kamu sekalian hendaknya senantiasa ingat bahwa kita masih harus menuju kesempurnaan, kekuatan negara, karena kesempurnaan kekuatan itulah merupakan jaminan kepada kemerdekaan negara kita, kekuatan itulah yang harus kamu jaga, kamu pelihara, jangan sekali-kali lemah, sebab lemahnya kekuatan itu berarti terancamnya kemerdekaan kita . . . .”Itulah petikan amanat Panglima Besar Jenderal Sudirman saatmemperingati Hari Ulang Tahun ke-2 Angkatan Perang Republik Indonesia(APRI) tanggal 5 Oktober 1947 di Yogyakarta. Dengan membaca petikan amanat tersebut, kita bisa mengetahui banyak hal tentang angkatan perangkita yang sekarang dikenal dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).Tentara kita lahir dalam kancah peperangan merebut kemerdekaan. Namun, pada saat yang sama tentara juga ikut membentuk dan membela negarayang diproklamasikan. Hubungan antara tentara dan pemerintah saat itusungguh unik. Hal ini disebabkan perbedaan cara dalam mempertahankan kemerdekaan. Pemerintah mengedepankan diplomasi, sedangkan tentara melakukan konfrontasi dalam menghadapi manuver Belanda yang menginjak-injak kedaulatan bangsa. Terbukti dalam sejarah, kedua metode perjuangan itu ternyata saling melengkapi dalam upaya mempertahankan kemerdekaan bangsa. Sejarah lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) jelas tidak bisa meninggalkan peran Jenderal Sudirman. Kepeloporan, ketegasan, danketeguhan dalam bersikap, keikhlasan dalam berjuang, serta pengorbanan yang diberikan selama memegang tampuk pimpinan TNI menjadi bukti betapa tinggi rasa nasionalismenya. Harapannya, semoga dengan membaca buku ini, siswa bisa memahami peran TNI dalam sejarah perjuangan membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.