<< / >>

Deskripsi:

Di sebuah desa yang berawa di dalamnya sering dijumpai banyak ikan dan terkadang muncul buaya kecil atau si bajul yang sesekali menampakkan diri mencari santapannya sehari-hari. Di atas rawa itu tampak gubuk bambu yang sudah reyot dihuni oleh keluarga miskin dengan ketujuh anaknya. Seorang ayah yang tegas dan bertanggung jawab harus bangun pagi agar tidak keduluan ayam berkokok untuk bertandang ke desa seberang mengais rezeki sebagai buruh tani. Kelebihan sang ayah menyembuhkan penyakit walau bukan seorang tabib atau dokter menambah keuangan keluarga. Seorang ibu yang mulia dan sayang kepada anak-anaknya harus rela ikut menambah penghasilan keluarga dengan berjualan di pasar apung bersama Mas Jum, kakak pertama yang selalu menyayangi adik-adiknya. Kemiskinan hidup yang mereka alami membuat semua anak-anaknya putus sekolah, kecuali Mas Jum yang bisa tamat sampai SD. Kondisi seperti itu memicu Iman, anak ke-5 untuk tetap mempertahankan impiannya sekolah yang lebih tinggi. Nasihat ayah untuk putus sekolah dibantahnya hingga dia nyaris terbunuh karena kemarahan sang ayah. Nasib Iman yang beruntung, juga karena kegigihannya membuat dia masuk ke SMP idamannya, walau sebenarnya secara tersurat dinyatakan tidak diterima.

Eksemplar:

No Kondisi Harga Ketersediaan Lokasi Perpustakaan Lokasi Penyimpanan