Sempat dikritik pada awal kemunculannya, tes model proyektif kian berkembang, salah satunya tes Davido-CHaD. Beberapa keunggulan seperti ketiadaan prasangka budaya dan kemampuan tes untuk membuka pintu ekspresi tertentu dari klien terhadap kehidupannya yang terdalam menjadi alasannya. Lewat gambar atau perumpamaan visual, hubungan nan unik terjalin antara penguji dan klien. Kondisi tes yang nyaman tercipta, tanpa ada rasa terancam, membuat penguji lebih leluasa dalam mengevaluasi pengalaman luar biasa klien, termasuk jika ada trauma yang dialami. Buku Tes Davido-CHaD dalam Praktik: Tes Kepribadian Klinis dan Proyektif ini menceritakan lebih banyak kasus yang telah dibedah dengan bermodal kertas dan pensil, termasuk kasus terorisme dan pedofil di Indonesia. Tahap-tahap pengerjaan tes yang dipaparkan akan membentuk pemahaman pembaca dalam melihat kerja keras tim CHaD di setiap kisah yang ditangani, termasuk pendekatan yang dilakukan. Kondisi tes yang beragam juga akan menegaskan bahwa tes ini dapat menjadi pelengkap tes lain dalam deretan diagnostik dan juga dapat digunakan secara mandiri untuk kebutuhan terapeutik.