<< / >>

Deskripsi:

"Siapa yang tidak pernah kehilangan? Tulisan-tulisan Cak Ndor yang saya baca umumnya menyuarakan pedihnya kehilangan. Pada beberapa bagian Anda akan temukan juga bahwa tidak ada yang benar-benar hilang, dan itu melegakan. Anda harus mengunyahnya pelan-pelan".   - Panji Sakti, Komponis dan Lirikus   "Saya merasa kehilangan kalimat untuk menukil kenyamanan puisi-puisi Cak Ndor dalam antologi ini. Yang jelas ini penyair, lewat diksi-diksi terukur mampu mengungkap energi cinta dalam puisi-puisinya. Bagaimana suka dukalara dan kecewa karena cinta ia tampilkan manis dalam puisi. Daya ungkap unik yang tertib, yang khas Cak Ndor seakan mengajak penikmat terus menghayati karyanya tanpa bosan."   - Herry Lamongan, Penyair   "Dorongan dan hasrat terbesar manusia secara eksistensial adalah mengatasi ketakutan dan kesedihan. Mungkin karena dorongan dan hasrat tersebut, buku Risalah Kehilangan ini ditulis. Sebuah ikhtiar atau siasat untuk menerima dan menghayati luka dan nestapa dengan cara elegan sehingga tetap mampu melangkah di atas tanah dengan indah. Secara estetis, pilihan Cak Ndor (penyair) dengan menulis dalam langgam lirisisme pun menemukan koordinat yang tepat. Dengan ramuan antara emosi hening dan senyawa diksi bening, perasan perasaan yang ingin disampaikan pun tampak tak menggebu-gebu dan tetap dingin."   - Mashuri, Sastrawan dan Peneliti di Balai Bahasa Jawa Timur   “Secara keseluruhan, karya-karya dalam kumpulan ini menarik untuk jadi bahan riset kembali kita pada tema kebenaran keberadaan, tema yang tak pernah habis digali filsafat dunia, dan sastra yang mencari puisi rupanya menjadi salah satu pengayaan yang berkelindang dengan tradisi pemikiran tersebut. Tak terbayangkan jika tiga karya Cak Ndor pun telah membuat saya terinspirasi, apatah lagi jika semua karya itu saya tekuni.”   - Arip Senjaya, Dosen Filsafat dan Sastra Untirta   “Dalam rentang waktu yang panjang, Cak Ndor adalah bukti kesetiaan terdahap diksi dan metafornya. Sehingga dalam kumpulan puisi ini pembaca tak perlu lagi berpikir berat dan panjang meski di dalamnya ada pesan penting yang lebih ngeri daripada kehilangan itu sendiri.”   - Kumaidi, Budayawan dan Dosen Sastra IAINU Tuban

Eksemplar:

No Kondisi Harga Ketersediaan Lokasi Perpustakaan Lokasi Penyimpanan