Umumnya, itik dipelihara petani masih secara tradisional yaitu dengan digembalakan dari sawah ke sawah. Dengan lahan gembalaan semakin sempit dan banyak kasus ternak yang mati karena keracunan pestisida maka sistem pemeliharaan tradisional seperti ini semakin tidak menjanjikan. Dalam peternakan sistem ini, peternak kurang memperhatikan efisiensi produksi ternaknya, diantaranya karena umur itik yang terlalu tua ketika pemeliharaan dimulai, periode bertelur yang singkat dan dewasa kelamin yang lambat. Salah satu usaha untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengalihkan sistem pemeliharaan dari tradisional ke sistem intensif, yaitu memelihara itik dengan cara dikandangkan tanpa air. Dengan cara ini pakan dan minum disediakan di dalam kandang oleh peternak. Di dalam kandang tidak disediakan kolam untuk berenang, sehingga diharapkan itik hanya memanfaatkan energinya untuk produksi telur. Pada sistem intensif, biaya pakan lebih banyak daripada sistem semi intensif maupun tradisional, tetapi biaya yang dikeluarkan tersebut masih sebanding dengan yang akan diterima, karena produktivitas itik dapat maksimal.