Studi mengenai agama dan politik menjadi salah satu kajian yang tidak pernah surut dilakukan. Salah satu isu menarik yang menjadi daya tariknya adalah perdebatan tentang klaim agama mengenai hak suci untuk memerintah, suatu hal yang ditentang oleh teori-teori sosial dan politik yang berkembang. Hak suci untuk memerintah itu sejak berabad silam menjadi kecaman para filsuf dan pemikir, berkaca dari kasus dominasi gereja selama Abad Pertengahan, seperti tergambar dari pernyataan Karl Marx bahwa agama adalah “opiate for the people” atau konsep politik sekuler ala Machiavelli. Kecenderungan penolakan ilmuwan sosial itu, dan politik tentunya, juga tergambar dari pernyataan mereka lima puluh tahun yang lalu ketika mereka mengasumsikan bahwa “agama di dalam dunia modern sedang mengalami kemunduran dan akan terus mengalami kemunduran sampai suatu saat hilang.”