Wilayah laut Indonesia yang meliputi laut teritorial, zona tambahan (contiguous zone), Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), sampai dengan Landas Kontinen (continental shelf) yang mencapai 5,8 juta km2 (3,1 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 juta km2 ZEEI) dianugrahi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa sumber daya alam yang sangat berlimpah, baik sumber daya terbaharukan (renewable resources) seperti perikanan, terumbu karang, dan mangrove, maupun sumber daya tak terbaharukan (non-renewable resources), seperti minyak bumi, gas, mineral dan bahan tambang lainnya. Selain itu, aktivitas ekonomi yang menggunakan media laut seperti pariwisata dan perhubungan laut masih sangat terbuka untuk dikembangkan. Salah satu permasalahannya adalah faktor Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor kelautan dan perikanan. Stigma bahwa masyarakat nelayan dan komunitas masyarakat lain yang tinggal di wilayah pesisir sebagai masyarakat golongan bawah atau masuk dalam kategori miskin masih melekat. Ada suatu kebiasaan yang masih terjadi dan dilakukan oleh masyarakat nelayan adalah menghabiskan keuntungan hasil tangkapan secara cepat. Pola pikir yang mereka gunakan masih terpaku pada pola pikir tradisional. Menganggap bahwa masih banyak ikan yang bisa mereka tangkap di laut. Meski kenyataannya persediaan ikan di laut sangat terbatas. Rendahnya Human Development Index (HDI) di wilayah pesisir menunjukkan bahwa pengembangan SDM masyarakat tersebut selama ini cenderung terkesempingkan karena lebih diorientasikan pada pengembangan infrastruktur.