<< / >>

Deskripsi:

“Emak tak berniat mengirimmu ke pesantren untuk menjadi tentara!” Yusuf yang penampilannya seperti santri remaja pada umumnya, masih ingat saat ibunya kaget mendengar dirinya ikut dalam barusan Hizbullah. Apalagi sejak ayahnya tak terdengar kabarnya lagi sejak turut berjuang. Ia mendapat cemooh dari orang-orang sekitar. “Hanya orang nekat dan bodoh yang mau ikut perang, Cong! Perang itu urusan orang nekat !!” Namun, Yusuf tetap teguh karena K.H.R. As’ad Syamsul Arifin yang memberi komando laskar Hizbullah kompi II divisi timur saat peristiwa sepuluh November. Begitu pula saat Agresi Militer Belanda Pertama tahun 1947, Yusuf kembali mendapat mandat mengantar surat ke Pesantren Sukorejo. Belanda dan sekutu mengerahkan pasukan gerak cepat mendarat di Jawa Timur demi memutus kekuatan gerilyawan diujung timur. Para gerilyawan pun tidak tinggal diam, mereka berkumpul dan mengatur suasat di Pesantren Sukorejo yang menjadi basis berkumpulnya ribuan gerilyawan di antero Jawa. Disana mereka mengatur siasat untuk mempertahankan kemerdekaan NKRI yang telah diproklamasikan, bersama dengan resolusi jihad yang telah dikumandangkan. Bisakah Yusuf menjadi saksi hidup agar menginspirasi remaja seusianya?

Eksemplar:

No Kondisi Harga Ketersediaan Lokasi Perpustakaan Lokasi Penyimpanan