“Si pem-bully berbicara kasar, menjelek-jelekkan dia ke seluruh rumah sakit. Mawar tidak berdaya dan pada saat itu, ia hanya mendoakan si nenek pem-bully sakit atau mati sekalian!” “Mantap apanya, Bu? Sport jantung ini. Lain kali enggak bisa begini, Bu. Yang kayak gini enggak bisa kita tolong di sini, sangat berisiko untuk keselamatan ibu dan anaknya.” “Kamu egois, lebih mementingkan pasien daripada keselamatan aku! Bagaimana kalau aku tertular, hah?!” *** Menjadi dokter itu tidak mudah. Masa pendidikannya lama, setelah lulus bisa ditempatkan di pelosok dengan fasilitas terbatas, tetapi taruhannya bisa dua nyawa sekaligus. Dokter juga manusia dengan segala permasalahan pribadi yang bisa saja memengaruhi dunia kerja ataupun sebaliknya, namun tetap harus profesional. Bagaimana mereka menghadapi itu semua? Buku ini merekam jejak-jejak pengabdian para dokter yang kini bertugas di Kalimantan Barat. Kisah-kisahnya penuh makna dan semoga meninggalkan jejak hikmah bagi para pembaca.