Buku ini tentang sebuah upaya perubahan dalam pendidikan kita, terutama Proses Belajar Mengajar (PBM). Istilah PBM yang berpusat pada pemelajar (learner centered), sudah cukup sering kita dengar dianjurkan dijalankan di institusi pendidikan formal. Tetapi, karena kita sulit berubah—apalagi hambatan untuk berubah memang tidak sedikit—banyak di antara kita yang tetap saja menggunakan pendekatan lama, pendekatan yang berpusat pada pendidik (teacher centered). Kita tidak boleh menunggu lebih lama lagi untuk berubah ke arah learner centered. Faktanya, PBL menjadi perbincangan yang cukup “hot” di kalangan pendidikan sejak 5 tahun terakhir. Sekolah-sekolah dan kampus terbaik di Singapura misalnya, sudah cukup banyak yang menggunakan PBL.1 Begitu pula di Australia, Inggris, Belanda, dan Amerika. Tentu saja dengan penekanan pendekatan yang berbeda. Kita yang di Indonesia, pastilah tidak serta-merta bisa menerapkan 100% apa yang dilakukan oleh para pendidik di negara maju tersebut. Ada banyak situasi kontekstual yang harus dipertimbangkan, seperti misalnya kebiasaan para pemelajar kita untuk pasif dalam belajar. Atau, jumlah pemelajar yang ada di setiap kelas, yang umumnya cukup banyak. Tetapi, itu tidak boleh menjadi penghalang kita memperoleh manfaat dari metode ini.