<< / >>

Deskripsi:

Gereja menegaskan bahwa tugas utama dari para tertahbis (klerus) adalah berkhotbah, karena dengan sarana itu mereka mewartakan Kabar Gembira kepada orang lain. Khotbah menjadi sesuatu yang harus menggembirakan bahkan harus dapat menjadi tempat terjadinya penebusan dan pembebasan yang berlimpah-limpah bagi para pendengar. Namun mengapa keluhan demi keluhan sering muncul berkenaan dengan khotbah itu. Apa sebabnya? Pengkhotbah memang tidak boleh menutup mata terhadap adanya kekurangan-kekurangan seputar khotbah itu. Bisa jadi, pengkhotbah tidak mempunyai persiapan yang memadai karena berbagai alasan: ‘tidak ada waktu’, ‘capai dari karya pastoral’, atau bahkan mungkin takut tampil di depan umum. Tak bisa dipungkiri, terkadang pengkhotbah juga menghadapi kesulitan untuk berkhotbah di hadapan umat yang majemuk: orang tua, anak muda, anak kecil, petani, tukang bangunan, dosen, pegawai pemerintahan, dst. Mereka semua harus disapa dan khotbah harus mengena pada mereka semua. Mampukah dia? Buku ini lahir dari pergumulan bersama mahasiswa di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma (Fakultas Teologi Wedabhakti) Yogyakarta dan bersama para prodiakon Keuskupan Agung Semarang yang sering mengundang penulis untuk memberikan sarasehan mengenai khotbah, sehingga dengan demikian muatan buku ini lebih banyak bersifat teologis dan petunjuk praktis. Semoga buku ini bisa membantu para pengkhotbah untuk membangun khotbah yang efektif agar umat tertolong untuk lebih mencintai Yesus.

Eksemplar:

No Kondisi Harga Ketersediaan Lokasi Perpustakaan Lokasi Penyimpanan