"Bumi sebagai habitat hidup manusia dan berbagai mahluk hidup lainnya, menerima energi yang cukup, baik yang berasal dari dalam bumi (endogen) maupun dari luar bumi (eksogen), sehingga memungkinkan bertumbuh kembangnya kehidupan. Panas dari dalam perut bumi dan radiasi sinar matahari, telah menciptakan biosfer yang hangat dan nyaman bagi kehidupan. Berbagai sumberdaya energi cadanganpun, yang walaupun keberadaannya tak selalu terbarukan (renewable), tersedia untuk dimanfaatkan manakala diperlukan. Interaksi antara proses-proses geologi dengan radiasi sinar matahari memasok berbagai kebutuhan akan sumberdaya energi bagi kehidupan mahluk hidup. Namun manusia memerlukan energi bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, akan tetapi juga kehidupannya yang lebih baik. Maka berbagai upaya telah dilakukan manusia disepanjang sejarah, untuk mengolah berbagai sumberdaya energi yang tersedia dibumi, termasuk cadangan sumberdaya energi yang tak terbarukan (non-renewable). Alam dapat pula bereaksi, yang berdampak balik bagi kehidupan, dan memicu berbagai konflik yang justru berakibat kontra produktif. Namun dengan kemampuan daya nalarnya pula manusia kemudian menyadarinya, sehingga berbagai upaya dilakukan secara ber sama-sama, untuk me minimalkan berbagai dampak tersebut. Maka meskipun alam menyediakan sumberdaya energi yang tak terbatas untuk kehidupan, namun perlu dikelola dengan bijak, agar tidak justru berdampak balik merugikan kepentingan manusia. "