Bagi siapa pun yang sedang menghafal Alquran dan yang telah menyelesaikan setoran tiga puluh juz, tentu memahami benar bahwa menghafal bukanlah proses yang instan. Dibalut dengan berbagai kumpulan mozaik kisah perjalanan hidup para penghafal juga puisi-puisi lukisan rasa. Buku ini hadir menggiring para pembaca untuk larut dalam warna warni dunia pesantren dan di luar pesantren, menelaah bagaimana mereka berupaya meningkatkan kualitas diri meski dalam kondisi diuji. Pembaca juga disuguhi keajaiban keberkahan para ahlul Quran. Buku ini secara menarik mengupas sisi lain bahwa penghafal Alquran juga adalah manusia biasa yang bisa merasakan galau, menahan gemuruh debar bernada asmara di dalam dada, menahan bebutir bening di sudut mata, dan berbagai episode seperti manusia pada umumnya, namun tetap menggantungkan cinta pada Allah Sang Maha Penjaga, hingga tauhid tambah mendarah daging, mengakar menghujam, menjulang merindang. Ditemani Fernandez, pembaca daoat menarik hikmah dan termotivasi untuk turut menjadi para penjaga ayat-ayat Ilahi.