Sosialisme Einstein adalah reaksi manusiawi yang dirasakan secara mendalam terhadap ketaksamaan - ketaksamaan yang berlangsung di dunia tempat dia hidup. Reaksi itu bukan hasil dari studi metodis, juga tidak terbatas di dalam batas-batas syahadat ideologis. Pikirannya yang bebas dan tidak terkekang, memusuhi pengawasan, tidak akan mentolerir setiap pembatasan pada pemikiran- pemikiran, tindakan-tindakan atau ungkapan-ungkapannya. Karena pikirannya sudah terlatih di dalam penalaran sistematis, dia percaya pada manfaat suatu ekonomi yang direncanakan secara terpusat yang akan melakukan penataan produksi dan distribusi dan penggunaan tenaga kerja manusia untuk kepentingan masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Namun dia menyadari dengan baik masalah- masalah yang mungin muncul di dalam suatu ekonomi yang sepenuhnya direncanakan, yang di dalam kenyataannya, dapat “disertai dengan perbudakan total individu.” Einstein selalu khawatir terhadap pemusatan kekuasaan, tak soal di bawah sistem ekonomis apa pemusatan itu terjadi. Desakannya agar dilakukan pengembangan demokrasi politis yang nyata tidak hanya mencerminkan perasaan-perasaannya yang paling dalam atas kesamaan dan persaudaraan kepada sesamanya manusia; dia beranggapan demokrasi yang sejati sangat diperlukan untuk menangkal penyalahgunaan kekuasaan ekonomis, yang tampak olehnya sebagai ancaman terus-menerus pada kesejahteraan masyarakat. Ketakutan pada kekuasaan yang terpusat, ambisi-ambisi dan dorongan-dorongan yang dapat memunculkan kekuasaan