Buku ini mengingatkan pada ambivalensi peran agama dalam politik kontemporer. Sub-judul radikalisme dan post-sekularisme bukanlah dua kutub yang berlawanan secara diametral, melainkan sedikit banyak merangkum fenomena kontemporer di mana agama dengan kedua wajahnya itu menjadi bagian proses demokratisasi. Buku akan dimulai dengan bahasan-bahasan tentang bagaimana agama didekati secara prosedural di dalam penalaran publik masyarakat majemuk, melalui bahasan-bahasan tentang agama dan kekerasan, dan akhirnya kembali pada soal prosedur dengan uraian-uraian tentang kemungkinan peran publik agama dalam demokrasi pluralistis.
No | Kondisi | Harga | Ketersediaan | Lokasi Perpustakaan | Lokasi Penyimpanan |
---|