<< / >>

Deskripsi:

Aku melihat tubuh tegap yang dibalut oleh beskap berwarna putih dan peci dengan warna senada menutupi bagian atas kepalanya. Pria itu tidak terlihat tegang sama sekali—atau dia dapat menyembunyikannya dengan baik. Lain halnya denganku yang sangat gugup dan tak bisa mengalihkan pandanganku dari layar monitor yang berada di dalam ruangan tempatku dirias. Acara inti segera dimulai, aku melihat Papih sudah duduk manis di kursi yang telah disediakan. Mata Papih menatap tajam kepada pria yang berada di depannya. Sepersekian detik kemudian, Papih menjabat tangan pria itu. “Saya nikahkan engkau Alden Megantara Hardinata bin Wijaya Saputra Hardinata dengan ananda Ira Liasartika binti Harimurti Rudiana dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai.” Papih memberi isyarat kepada Alden untuk menjawabnya. “Saya terima nikah dan kawinnya Ira Liasartika binti Harimurti Rudiana dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” “Bagaimana para saksi, sah?” tanya sang penghulu yang berada di samping Papih. 6 “SAH!” “SAH!” Mendengar itu semua, aku menengadahkan tangan seraya memanjatkan doa. Tak berapa lama, ada seorang staf pelaksana yang masuk ke ruanganku dan memintaku bergabung dengan Alden. Aku menurut saja. Sesampainya di tempat yang telah disediakan, aku lantas duduk di samping Alden. Menatap pria itu dari samping yang hanya memasang senyum tipis. Aku mendesah. Memikirkan bahwa ini adalah awal dari segalanya. Awal hidupku yang mungkin tidak terlalu baik setelah menikah dengan Alden.

Eksemplar:

No Kondisi Harga Ketersediaan Lokasi Perpustakaan Lokasi Penyimpanan