“Mau nikah aja kok repot!” “Gereja kok mempersulit orang mau nikah!” ungkapan-ungkapan itu menunjukkan suatu rasa jengkel yang ditujukan kepada birokrasi gereja. Inilah akibat dari ketidaktahuan dan kurangnya informasi mengenai perkawinan secara grejani. Tentu saja, bagi yang belum mengetahui cara-cara maupun persyaratan yang dituntut oleh gereja dalam mempersiapkan perkawinan akan mengatakan sulit, apalagi kalau belum pernah mendengar sedikit pun mengenai tata cara perkawinan gerejani. Buku ini akan memberikan informasi praktis, dan ditujukan bagi para pastor (paroki), para pasangan yang mau menikah, orang tua kedua belah pihak, para ketua lingkungan, para pendamping keluarga, para sekretaris kantor paroki, maupun para prodiakon atau semua saja yang sering menjadi tempat bertanya mengenai perkawinan di gereja