Karya ini penulis buat dengan cita rasa yang berbeda, banyak rasa kesal dan benci saat menulisnya tanpa mengurangi sedikit pun perasaan bahagia seiring dengan habisnya rangkaian kata untuk menceritakan perwatakan tokoh dalam cerita yang sengaja dibuat menjadi penuh dengan kebingungan. Cerita ini menggambarkan tentang kisah seorang wanita yang tidak hidup sebagaimana manusia umumnya hidup, saat di mana ia tertidur adalah saat di mana ia seolah-olah terbangun. Sebaliknya saat di mana ia benar-benar terbangun justru menjadi saat di mana ia seolah-olah tertidur. Cerita ini tidak disajikan untuk mampu dibaca dengan lantang, melainkan penuh dengan perasaan bingung sampai akhir cerita kisah ini, sampai semuanya menjadi seketika jelas pada akhir cerita. Hal yang unik dalam penulisan karya penulis yang pertama ini adalah penulis berusaha dengan semaksimal mungkin untuk tidak menuliskan kata-kata yang mudah dipahami sehingga saat pembaca mulai membaca tulisan ini, tulisan ini akan membawa mereka dalam perasaan yang bingung sebagaimana tokoh utama merasakan kebingungan dengan hidupnya. Oleh karena perasaan bingung ini sampailah pembaca kepada level di mana ia akan merasa bosan sebagaimana tokoh utama merasa bosan dengan hidupnya, kemudian pada akhir cerita pembaca akhirnya merasa memahami semuanya dengan baik dengan mengingat kembali apa yang telah pembaca lalui selama ia membaca karya ini, seolah-olah pembaca merasa bahwa apa yang pembaca baca adalah apa yang baru saja ia jalani bersama tokoh dalam hidupnya sendiri.