<< / >>

Deskripsi:

Lupakan itu, Aisyah. Jangan dipikirkan masa lalu itu. Sekarang yang ada hanya masa depan. Untuk masa lalu, jadikan saja sebagai pembelajaran. Bukankah Allah SWT mencintai ummatnya yang mau belajar dari kesalahan dan selalu mentaati perintah dan menjauhi laranganNya." Aisyah lega sekali. "Mau, Pak. Saya juga mau segera ikut upacara," ucapnya bersemangat. Aisyah, sebuah nama dalam sebuah cerita remaja yang penuh dengan kemelut dan konflik kehidupan. Tidak hanya lahir, batinnya pun sempat bergejolak hebat. Semua karena di usianya yang masih labil dan dalam tahap pencarian jati diri tersebut, dia harus menjalani kisah hidup ala remaja perkotaan yang bebas, bersenang-senang bahkan cenderung radikal. Betapa tidak, salah satu wujud cinta tanah air berupa kegiatan upacara bendera tidak pernah diikutinya. Parahnya, perintah Tuhan berupa salat lima waktu pun diabaikannya begitu saja. Nasihat ibu dan sahabatnya seolah belum mampu meruntuhkan sikap radikalnya tersebut. Hingga akhirnya dia mengalami berbagai peristiwa yang mengguncang batinnya. Dia gundah, kemudian merenungi semua yang pernah dilakukannya dan pada akhirnya mulai berikhtiar untuk kembali ke jalan yang benar. Dia mampu melakukan deradikalisasi diri di usianya yang penuh gejolak tersebut.

Eksemplar:

No Kondisi Harga Ketersediaan Lokasi Perpustakaan Lokasi Penyimpanan