<< / >>

Deskripsi:

Akulah yang memiliki ide gila ini. Berpura-pura pada dunia bahwa persahabatan kami berakhir di pelaminan. Membenarkan ramalan teman-teman dan keluarga kami bahwa kami diciptakan untuk bersama. Entah apa yang akan mereka katakan jika tahu bahwa ini sandiwara. Dan entah bagaimana jika Lexa tahu kalau aku benar-benar mencintainya, tanpa sandiwara. (Laksana Tudung Rasa, oleh Rae Shella) Lalu aku harus melihat pemandangan paling menyedihkan seumur hidupku. Aku melihat teman-temanku berdatangan malam itu karena membau anyir darah. Mungkin ada lebih dari lima. Mereka berpesta malam itu. Mereka melihat jisim suamimu seperti melihat harta karun. Mereka mencabik dan menggigit bagian-bagian yang begitu menggiurkan, Tulang dan darah. (Rahasia, oleh Arum Effendi) Hei, siapa yang gila sekarang? Wanita di depanku ini atau orang-orang kampung tak berpendidikan itu? Wanita ini hanya kehabisan air ketuban saat melahirkan anaknya yang kembar. Dan dia jadi hilang akal begini bukan karena sekarang hidup di dunia gaib, tapi hanya karena shock dengan kematian putri kembarnya. Kalau aku membawanya pada teman-teman Psikologi-ku di kampus, pasti buyar semua cerita hantu itu. Wanita ini bukan lagi tokoh dongeng untuk menakuti anak-anak yang tak mau pulang saat magrib, tapi bisa menjadi obyek penelitian psikologi kami. (Rahim, oleh Tyas Effendi)

Eksemplar:

No Kondisi Harga Ketersediaan Lokasi Perpustakaan Lokasi Penyimpanan