<< / >>

Deskripsi:

Apakah cara berpikir kita telah mengarah pada pemikiran para miliarder? Misalnya, apakah kita telah disiplin. Memanfaatkan waktu kita fleksibel saja terhadap waktu dalam arti tidak ada target-target tertentu? Ataukah kita justru memvonis diri sendiri bahwa kita tidak mampu kaya, sementara miliarder percaya bahwa dirinya layak menjadi kaya? Lalu bagaimana bisa kita mewujudkan impian kita sementara kita takut atau enggan untuk segera memulai, padahal miliarder berani mengambil risiko dan tidak terlalu panjang berpikir untuk merealisasikan gagasannya? Artinya, kita hanya lari-lari di tempat sementara miliarder telah meleset ke ujung bumi. Sikap pesimis dan keragu-raguan menjadi penyakit jiwa yang selalu dibawa-bawa orang biasa. Padahal hanya diri kita sendirilah yang mampu mengentaskan penyakit itu. Bukan orang lain yang kita salahkan karena kita belum mencapai kesuksesan. Sukses bukan hanya terlihat dari banyaknya uang atau limpahan kekayaan, akan tetapi juga pada “kekayaan” jiwa, misalnya semakin empati pada orang lain, lebih ikhlas dalam bederma, dan membangun lingkungan kehidupan kita menjadi lebih baik. Paduan kekayaan harta dan kekayaan batin akan menuntun kita pada kebahagiaan yang susungguhnya.

Eksemplar:

No Kondisi Harga Ketersediaan Lokasi Perpustakaan Lokasi Penyimpanan