Jantungku berdegub kencang, pikiranku menebak-nebak apa yang akan dia katakan. Hubungan pertemananku dengannya memang sudah jauh, tapi kami masih berteman. Awalnya memang berteman, lama kelamaan aku melibatkan perasaan. Malam itu aku tidak bisa tidur, pikiranku hanya dia, dia, dan dia. Lama-lama aku bisa gila karena terus menerus memikirkannya. * * * Aku hanya mau dia tidak melupakanku sebagai sahabatnya, karena bisa menjadi sahabat yang selalu ada untuknya itu sudah membuatku bahagia. Tapi seperti yang sudah terjadi, saat dia bersama orang yang dia pilih, aku dilupakan. Aku sadar, aku memang bukan siapa-siapa, aku hanya teman yang sewaktu-waktu bisa dilupakan.