<< / >>

Deskripsi:

Guru itu berkata dengan nada tinggi, “Murid di kelompok ini bodoh-bodoh!” demikian ucapan beliau di depan murid-murid. Aku yang waktu itu masih murid sekolah dasar sudah pasti bergeming, ketakutan, diam, tak bergerak sedikitpun, dan tak dapat mengelak, terutama sebagai anggota kelompok ‘bodoh’ itu. Di benakku, sosok guru adalah sosok yang berwawasan luas dan tak henti-hentinya memberi ilmu. Tapi, bunda berpendapat lain bahwa sosok guru itu sebagai pengajar dan juga pendidik. Mengajari murid-muridnya agar pandai itu ‘pengajar’, sedangkan menyemangati, mendukung, memberi nasihat, memberi contoh, dan menghibur... itu ‘pendidik’. Guru, tokoh panutan baru dari murid. Banyak dijumpai seorang murid lebih percaya kepada guru dibandingkan dengan orang tuanya sendiri, terutama bagi murid SD yang baru memulai kehidupan baru di sekolah. Memang, ada juga murid kelas 1 di sekolah dasar dihinggapi rasa takut untuk memulai langkah baru di sekolahnya. Bertemu dengan guru yang merupakan wajah baru bagi dirinya. Tidak jarang dia menangis, kemudian berteriak memanggil ibunya. Tetapi, selang beberapa waktu, murid-murid SD mulai senang dan betah di sekolah. Kuncinya... guru ‘menyayangi’ murid. Ketika Dinding Sekolah Mendengar adalah catatan yang terjadi di balik dinding sekolah. Kerinduan murid akan perlakuan ‘nyaman’ dari gurunya, akan tetapi yang didapat perilaku guru dan juga kawan-kawannya yang jauh dari harapan, bahkan di antaranya menjadi sumber perundungan. Buku ini ditulis dari pengalaman, penglihatan, dan pendengaran dari penulis sendiri.

Eksemplar:

No Kondisi Harga Ketersediaan Lokasi Perpustakaan Lokasi Penyimpanan