Kemajuan teknologi membawa banyak perubahan dalam kehidupan, salah satunya dalam hal karakter. Belakangan ini sikap intoleran marak terjadi, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Pada survei yang dilakukan SETARA Institute for Democracy and Peace bahwa di tingkat nasional, sepanjang tahun 2018, mencatat 160 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan (KBB) dengan 202 bentuk tindakan, yang tersebar di 25 provinsi. DIY termasuk dalam peringkat enam besar dengan ϭϭ peristiwa (Haili: 2018). Masalah tersebut disebabkan karena kurang dipupuknya karakter toleran pada anak. Banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya dengan permainan tradisional. Menumbuhkan karakter toleran dengan tetap melestarikan budaya Indonesia sehingga menggunakan berbagai permainan tradisional dari beberapa daerah di Indonesia. Permainan tradisional seperti permainan Sisik, Setatak, Lunglungse, Goncang Kaleng dan Tali.