Bagaimana perasaanmu jika yang kau dengar dan lihat di pasar ketika kau sedang membeli keperluan sehari-hari adalah seluruh ibu-ibu yang memasang tanduk kebencian dan memancarkan sinar amarah dari mata mereka kepadamu. Samar-samar kau mendengar, “Suaminya begitu!” Seorang wanita yang lain merespon, “anaknya juga begitu...” wanita ketiga berkata seolah-olah menyimpulkan, “sungguh tidak diduga tampangnya yang terlihat penuh perhatian terhadap keluarganya kenyataannya tidak seperti itu. Kalau tidak, mana mungkin suami dan anaknya begitu!” Hal itu terus terjadi setiap aku ke pasar. Pasar telah menjadi tempat yang bukan favoritku. Entah apa yang menjadi kesalahanku, suami, dan anakku. Mereka hanya mengatakan suami dan anakku sama. Apa maksud kata “sama” itu, aku tidak tahu, yang pasti kesimpulannya mereka mempersalahkanku.