Tak kenal cinta ketika di usia remaja bukanlah awal sebuah petaka. Bukan juga sebuah kebodohan karena kita terlalu polos dan enggan untuk bergaul dengan semua kalangan untuk mengenal apa itu cinta? Hal itu dirasakan oleh Nasir. Walaupun usianya sudah beranjak remaja tapi dia bangga ketika dirinya belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta seperti kedua sahabatnya, Arief dan Didi. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, rasa penasaran akan cinta menghantui dirinya. Terlebih ketika Arief dan Didi mengenalkan Fizri kepadanya. Ia mencoba untuk tetap teguh pada pendiriannya, yakni ‘Belum bisa jatuh cinta.’ Pendirian itu goyah ketika ia bertemu dengan seorang wanita bernama Fatimah yang merupakan putri dari guru mengajinya. Sedikit-demi sedikit rasa cinta itu tumbuh di hatinya dan ia pun merasakan indahnya jatuh cinta. Namun, tantangan harus ia hadapi ketika ia tahu bahwa sahabat barunya, yang bernama Panca juga jatuh hati kepada Fatimah. Akankah Nasir terus mengejar cinta Fatimah? Atau ia peka dan respon kepada Fizri yang secara terang-terangan menyatakan cinta kepadanya?