<< / >>

Deskripsi:

“Di hari resital Chopin itu, seorang asing yang tak kukenal datang menyapaku. Seorang yang sama, yang mengatakan ingin menjadi temanku. Dia menyusup di antara pintu-pintu sempit dan gelap itu hanya untuk menemukan diriku yang sebenarnya.” –Aurore *** Paris, 1848 Nada bertaut kian kemari, naik dan turun, seakan mengasingkan sang gadis di antara bukit-bukit salju. Pula warna-warni nada itu terasa seperti sinar putih musim dingin. Alunannya menjebak setiap pendengar dalam badai salju di hati mereka masing-masing. Begitu dingin, begitu biru, begitu beku. Amat sunyi. Gadis itu sedang menanti, tetapi bukan seseorang yang didambanya… melainkan sebuah kebebasan. Semua telinga mendengarkan alunan musik mengalir dari setiap jari Aurore. Mereka tidak tahu jika gadis itu tidak hanya lihai bermain piano, namun juga gesit berdansa dengan pedang. Bilah-bilah panjang tersebut tampak mengerikan di kedua tangan Aurore. Setiap sayat pedangnya adalah api pembakar hati. Hantamnya bagai batu perajam jiwa. Tatap matanya laksana duri penjerat setiap asa. Gadis itu bagaikan kematian.

Eksemplar:

No Kondisi Harga Ketersediaan Lokasi Perpustakaan Lokasi Penyimpanan