<< / >>

Deskripsi:

"Kau tahu kenapa aku ingin sekali kau jadi orang? Aku berutang nyawa pada ayahmu, Ramadhan. Dia telah berjihad membuatku tetap bisa mengajar! Dan hanya dengan meneruskan perjuangan dakwahku, kau bisa melunaskan utangku itu. Kau mengerti?” Bertahun-tahun wasiat terakhir Buya Athar, ulama besar Palembang itu, bertalu-talu mengetuk hati Ramadhan. Bagaimana mungkin dia meneruskan dakwah guru yang juga pamannya itu? Sedangkan dia masih harus berjibaku menaikkan harkat keluarganya yang miskin dan diinjak-injak orang. Tak mau lagi dia mendengar hinaan ibu Kirana pada uminya—hinaan yang membuatnya memilih remuk hati meninggalkan kekasihnya itu. Bagi Ramadhan, Umi dan Abuya serta keenam saudaranya adalah surga hati yang lebih penting dari cinta dan kariernya. Demi surganya itu, saat SD dia pernah jadi pemulung dan apa saja untuk membahagiakan mereka. Termasuk ketika akhirnya dia dijagokan jadi model iklan di Jakarta. Namun, Ramadhan tak mampu juga mengabaikan pesan pamannya, guru yang amat ia cintai dan sudah seperti Abuya-nya sendiri. Apa gerangan jihad yang dilakukan ayahnya? Sampai Buya Athar sangat ingin Ramadhan meneruskan dakwahnya. Akankah Ramadhan mampu terus menyalakan cahaya di surga kecilnya? Bagaimana pula dengan impian cintanya, yang kelak dia harapkan menambah semarak surga itu?

Eksemplar:

No Kondisi Harga Ketersediaan Lokasi Perpustakaan Lokasi Penyimpanan